Iklan Dua

QRIS jadi Jembatan Digitalisasi dan Pelestarian Budaya di Balikpapan

$rows[judul]
Poroskaltim.com, BALIKPAPAN - Inovasi digital tak harus menjauhkan masyarakat dari akar budaya. Hal itu tergambar dalam kegiatan QRIS Jelajah Budaya Indonesia 2025 yang ditutup Bank Indonesia (BI) Balikpapan di Balikpapan Superblock (BSB), pada Minggu (24/8/2025) malam.

Adapun kegiatan ini merupakan pelaksanaan kedua setelah pertama kali yang digelar dengan tajuk, "QRIS Jelajah Nusantara Indonesia" pada 2024 lalu.

Mengusung konsep perpaduan transaksi digital dan kearifan lokal, ajang ini melibatkan 30 konten kreator muda yang terbagi dalam 10 tim. Mereka menjalankan berbagai misi, mulai dari edukasi rupiah di Pasar Pandansari, memperkenalkan QRIS Cross Border di Pasar Inpres Kebun Sayur, hingga belajar membatik sambil bertransaksi non-tunai di Batik Shaho.



“Tujuannya sederhana, memperluas penggunaan QRIS sekaligus mengenalkan budaya lokal. Ini digelar serentak di 46 kantor perwakilan BI seluruh Indonesia,” ujar Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi.

Dalam kompetisi tersebut, Tim Lima yang beranggotakan Afifah Khairunnisa, Normaulida Hidayah, dan Muslimah Putri W terpilih sebagai tim favorit dengan 2.300 voting.

Menurut Robi, tahun ini BI Balikpapan menargetkan 30,1 juta transaksi dan 247 ribu merchant QRIS di wilayah kerjanya. Ia berharap ekosistem transaksi non-tunai semakin inklusif dan mendorong masyarakat lebih melek digital.

Apresiasi juga datang dari Pemerintah Kota Balikpapan. Kepala Badan Pengelolaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (BPPDRD), Idham Mustari, menyebut QRIS telah membawa dampak nyata.

“Hampir 50-60 persen pembayaran pajak daerah, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), kini dilakukan melalui QRIS. Masyarakat jadi lebih mudah, lebih patuh, dan tepat waktu membayar pajak,” ungkap Idham.

Ia menegaskan Pemkot Balikpapan berkomitmen penuh mendukung transformasi digital, baik di layanan publik maupun dalam penguatan ekonomi masyarakat.

“Sinergi antara pemerintah, BI, perbankan, dan UMKM menjadi kunci mewujudkan ekonomi inklusif dan berdaya saing. Lewat QRIS Jelajah Indonesia, kita belajar bahwa teknologi bisa berjalan beriringan dengan tradisi, bahkan menjadi media mengenalkan budaya ke generasi muda,” pungkasnya. (man)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)