Sebut Pasar Pandansari Pelik, Dewan Akui Promotori Aksi Penertiban

$rows[judul] Keterangan Gambar : Anggota Dewan Taufik Qul Rahman (seragam hitam-hitam) saat berupaya mengkondusifkan para pedagang yang sempat protes atas aksi penertiban Pasar Pandansari.

Poroskaltim.com, BALIKPAPAN - Anggota Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Taufik Qul Rahman menganggap situasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Pandansari, Kelurahan Marga Sari, Balikpapan Barat sudah tidak biasa. 

Kepadatan para pedagang yang bertransaksi di atas Fasum-Fasos baik di dalam dan di luar gedung sudah tak terbendung lagi. 

Oleh sebab itu, sebagai wakil rakyat Dapil Balikpapan Barat, Taufik menganggap aksi penertiban yang dilakukan dinas terkait bersama TNI-Polri, Selasa (23/7/2024), adalah langkah yang tepat.

"Pasar Pandansari ini pelik. Karena itu, DPRD Balikpapan mau yang terbaik. Sehingga penertiban ini adalah jalan yang terbaik," ungkap Taufik di tengah-tengah penertiban.

Menurutnya, eksekusi sapu bersih PKL yang dilakukan personel gabungan Satpol PP, Dinas Perdagangan (Disdag), Dinas Perhubungan (Dishub) dibackup TNI-Polri dilakukan atas carut marutnya penataan pedagang di Pasar Pandansari. Begitupun dengan penjual yang berada di luar area pasar tradisional tersebut.

"Target kita itu kan menertibkan pengguna Fasum-Fasos. Kalau di dalam area gedung itu wewenang Disdag. Nah, kalau di luar pasar itu penertibannya mengikuti arahan Peraturan Daerah (Perda) yang berlaku," ujar Putra Kilat sapaan karibnya.

"Yang mana, Fasum-Fasos Jalan depan gedung Pasar Pandansari itu adalah wewenang Dishub. Dan Satpol PP sebagai pihak yang mengeksekusi," terangnya.

Sebagai aksi dukungannya, Taufik mengaku secara blak-blakan bahwa ia sebagai promotor penertiban Pasar Pandansari ini.

"Saya promotornya, kita yang bergerak, kita yang sudah berjanji. Saya dulu ketika 2019-2020, sempat kita bersihkan. Tapi satu-dua bulan kembali kumat, kita bersihkan lagi," akunya.

Kendati begitu, ia meminta para pedagang untuk bersabar. Dikarenakan Pemerintah Kota bakal mengayomi dan memberikan solusi.

"Nggak mungkin kita mau merusak tanpa ada solusinya. Solusi sudah kita kumpulkan beberapa kali, sampai kita kumpulkan pengurus pedagang, terus ada 600 petak yang kita siapkan untuk mencabut nomor. Tapi mereka melakukan penolakan tidak mau mencabut nomor," ungkapnya.

"Itu semua kita akan ayomi, begitu sudah selesai baru kita selesaikan. Nanti bagaimana lagi solusinya, apakah kita akan adakan pasar tumpah di dalam sini atau apa untuk pasar paginya. Itu bagus solusinya, bukan jualan di jalanan," sambungnya.

Sementara terkait dugaan ada permainan kepemilikan petak dengan hingga memiliki dua lapak, dirinya menegaskan akan menyikapi hal tersebut dengan tegas.

"Saya mau tanya kepada ketua pedagang, yang kemarin bicara 600 petak itu bagaimana bentuknya. Terus kenapa mereka tidak mau mengambil goncangan, itu yang mau kita tanyakan. 

Kalau ada pungli dan kecurangan saya sikat," ucap Taufik geram.

Taufik menambahkan, terkait penataan di dalam Pasar Pandansari, ia mengaku sudah dikerjakan dengan program dan suntikan anggaran estimasi sekisar Rp 10 Miliar.

"Alhamdulillah, beberapa program anggaran sudah kita masukan ke dalam. Jadi kita tata, yang pasti paling utama adalah bagaimana membenahi instalasi listrik. Terus membenahi UPTDnya. Ini UPTD kalau memang bermasalah kita evaluasi juga nanti, karena tidak pernah mengontrol pedagang," pungkasnya. (man)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)