Poroskaltim.com, BALIKPAPAN - Polemik bahan bakar minyak (BBM) yang diduga oplosan masih menyisakan pertanyaan besar di tengah masyarakat, terutama di Balikpapan. Sejumlah warga melaporkan kerusakan pada kendaraan mereka setelah mengisi BBM di SPBU tertentu. Sayangnya hingga kini, hasil uji laboratorium dari Pertamina yang dijanjikan belum juga diterima Komisi II DPRD Kota Balikpapan.
Sekretaris Komisi II DPRD Balikpapan, Taufik Qul Rahman menyampaikan kekecewaannya. Ia menekankan bahwa persoalan ini bukan sekadar soal penunjukan bengkel untuk menangani keluhan masyarakat, tetapi juga menyangkut transparansi hasil investigasi.
“Janji hasil laboratorium itu seharusnya sudah kami terima hari Senin lalu. Tapi sampai sekarang, belum ada kabar. Padahal ini menyangkut kepentingan masyarakat luas,” ungkap Taufik kecewa.
Menurutnya, aduan dari warga yang merasa dirugikan sudah cukup banyak, walau kebanyakan disampaikan secara lisan. Ia memahami bahwa tidak semua masyarakat tahu prosedur pelaporan resmi, namun pihaknya tetap mencatat dan berusaha menindaklanjuti.
Taufik juga mempertanyakan kejelasan bengkel yang disebut-sebut akan menangani kendaraan bermasalah akibat BBM oplosan tersebut.
“Sampai sekarang belum ada kepastian, apakah itu bengkel resmi atau swasta. Katanya sudah dibahas di tingkat DPRD Provinsi, tapi kami belum menerima data resminya,” ujar Fraksi PKB itu.
Ia mengkritisi lambatnya langkah Pertamina dalam menangani kasus ini, mengingat dampaknya langsung dirasakan masyarakat.
“Kendaraan yang rusak itu mungkin hasil jerih payah bertahun-tahun. Baru dipakai sebulan, sudah bermasalah. Kalau terus seperti ini, kepercayaan publik bisa hilang,” kata Taufik.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa jika kualitas BBM dari luar negeri terbukti lebih baik, maka tak menutup kemungkinan pihaknya mendukung kehadiran produk alternatif seperti Shell atau Petronas di Balikpapan.
“Kompetisi itu sehat. Kalau Pertamina ingin tetap dipercaya, ya harus berbenah. Jangan malah lelet menanggapi keluhan masyarakat,” tegasnya.
Sebagai wakil rakyat, Taufik menegaskan bahwa dirinya tak akan tinggal diam. Ia bahkan telah berkoordinasi dengan Ketua Komisi II untuk mengambil langkah lanjutan apabila kajian dari Pertamina tak kunjung diterima.
“Kami akan datangi langsung Pertamina kalau memang perlu. Saya digaji oleh rakyat, dan sudah seharusnya mendengar serta memperjuangkan keluhan mereka,” tandasnya. (man)
Tulis Komentar