Iklan Dua

Hasilkan Produk Makanan Ringan, Budidaya Jamur Hidupkan Perekonomian Petani Waru

$rows[judul] Keterangan Gambar : Salah seorang wisatawan memperlihat hasil budidaya jamur yang nantinya diolah dan menjadi produk makanan ringan.

Poroskaltim.com, BALIKPAPAN - Produk-produk makanan ringan tidak hanya diolah dari sayur-sayuran hingga buah-buahan. Ternyata jamur, juga dapat diolah menjadi makanan kecil sebagai teman dikala bersantai.

Saat ini, budidaya jamur tengah diseriusi oleh para petani di Kelurahan Waru, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Di samping perlahan memperlihatkan eksistensinya sebagai bagian dari produk-produk UMKM. Jamur juga mampu menghidupkan perekonomian petani.

Di mana jamur telah diolah sedemikian rupa, guna menghasilkan makanan ringan/snack yang bergizi dan digemari oleh masyarakat.

Dengan menggandeng pihak Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) selaku CSR, kini kelompok tani dahlia dan kelompok tani bintang jamur berkolaborasi untuk menghasilkan produk makan ringan hasil olahan jamur.

"Sebagai nilai tambah, budidaya ini sudah menghasilkan steak jamur, sate, pentol dan jamur krispi. Sudah dikomsumsi warga sekitar. Kami jual di kios PKK dan Kios NU, juga dijual di pameran dan alun-alun,” ungkap Misyem salah satu kelompok wanita tani.

Ketua Kelompok Bintang Jamur, Abdul Wahab mengatakan, sejak ada pendampingan dari PHKT pada tahun 2022 lalu, budidaya jamur mulai memanfaatkan limbah serbuk kayu. 

Menurutnya, inovasi ini turut membantu penyelesaian masalah limbah serbuk kayu di desanya, Kelurahan Waru, yang menghasilkan limbah baglog sekitar 36 ton per-tahun.

Pun begitu, budidaya jamur tentu memberikan manfaat yang baik. Di mana sekali panen bisa menghasikkan 20 kg jamur. Dengan rentan 1 baglog bisa sampai 4 kali panen. Untuk pemasaran bagi Wahab juga cukup besar. Biasanya disalurkan ke rumah-rumah makan yang ada di PPU dengan harga Rp 50 ribu perkilogram.

“Ada juga pembeli yang datang kesini untuk mencari langsung, tapi kami belum sanggup memenuhi permintaan yang cukup banyak,” akunya.

Sementara itu, Head of CRC Zona 10 Subholding Upstream Pertamina, Dharma Saputra mengatakan, bahwa melalui program CSR PHKT Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina, berhasil menjadi satu-satunya pusat pengembangan dan pembelajaran (learning center) jamur di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.

“Melalui Program Semai Jamur dengan Cerdas dan Berwawasan Pangan, atau disingkat Semur Cendawan,” terang Dharma.

Ia melanjutkan, PHKT mengembangkan kapasitas kelompok tani dalam budidaya jamur yang sekaligus mendukung pelestarian lingkungan melalui pemanfaatan limbah serbuk kayu yang selama ini dibakar menghasilkan emisi karbon. 

Tak hanya itu, program CSR unggulan PHKT Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) ini turut berkontribusi mendorong kemandirian pangan di wilayah yang kini menjadi lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut.

“Program Semur Cendawan pernah meraih penghargaan Platinum (Elite) pada Nusantara CSR Awards 2024 pada kategori Mengakhiri Kelaparan melalui program CSR. Pada tahun 2023 lalu, program ini pun mengantarkan PHKT-DOBS untuk meraih penghargaan Emas pada Anugerah Lingkungan PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” ujarnya. (man)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)